05 Mei 2010

8 Trik Redam Rengekan Anak


8 Trik Redam Rengekan Anak

Memeluk anak setidaknya akan mengurangi rasa marah dan emosional (Foto: Google)

ANAK yang selalu merengek dan ngambek, bukan hanya karena dirinya bertabiat buruk. Bisa jadi anak merasa kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian lebih dari orangtua.

Saat anak merengek dan ngambek, Anda tentu bingung mencari solusi. Ketahui cara meredam rengekan anak berikut ini:

1. Jika anak merengek minta sesuatu jangan langsung dituruti. Orangtua dapat mengambil langkah-langkah pembelajaran pada anak yang keras kepala. Orangtua harus tahu apa yang dimaui anak. Apakah yang mereka minta itu merupakan janji orangtua atau bukan. Biasanya, kalau sudah telanjur janji anak akan menagih dengan cara apa pun.

2. Analisis juga bentuk permintaannya, apakah sesuatu yang spektakuler atau tidak, bisa ditunda atau tidak, sesuatu yang benar-benar dia mau atau hanya ikut-ikutan orang lain.

3. Perlu dilihat juga barang yang dia minta itu masih bisa dialihkan menjadi kegiatan yang lain atau tidak. Orangtua harus menimbang-nimbang apakah permintaan itu normal atau tidak, mahal atau tidak dan sesuai waktunya atau tidak. Misalnya, anak ingin membeli es krim, padahal si anak sedang flu. Jelas permintaan seperti itu tidak bisa dituruti karena tidak sesuai dengan waktu.

4. Ajaklah si kecil berdialog tentang apa yang sesungguhnya dia inginkan. Kenapa mau barang itu? Kenapa harus sekarang? Bisa menunggu atau tidak? Awalnya anak keras kepala, tapi lama-lama dia akan belajar untuk membuat atau menyusun sebuah rasionalisasi.

5. Jika anak marah-marah di tempat umum, bawalah anak itu ke tempat lain. Jangan sekali-kali memukulnya, sebab itu akan lebih menarik perhatian banyak orang. Ajak saja ke tempat yang bisa menarik hatinya, seperti ke toko buku atau ke tempat es krim. Kalau sudah tenang, baru dinasihati.

6. Anak yang keras kepala tidak boleh didiamkan saja, tapi tetap harus direspons. Jika tidak, akan ada dampak-dampak emosional lainnya. Apalagi kemarahan anak itu juga merupakan salah satu bentuk komunikasi yang bisa dia ekspresikan.

7. Perlakuan orangtua disesuaikan dengan usia dan kapasitas anaknya. Selagi 2-3 tahun, kemauan anak masih lebih mudah dideteksi. Kemarahannya pun masih bisa ditoleransi sebatas dia mengemukakan keinginannya. Saat itulah orangtua bisa negosiasi dengan apa yang anak mau. Dengan begitu anak akan banyak belajar.

8. Ibu dan ayah harus sepakat dan konsisten dalam memberi perlakuan pada anak. Jangan sampai anak merengek pada ayahnya ketikad dia tidak dituruti ganti merengek pada ibunya dan kemudian dituruti. Konsistensi dan ketegasan orang tua akan membuat anak mengerti bahwa dengan bertingkah macam-macam tidak mungkin keinginannya dipenuhi dengan mudah. Kalaupun orangtua memenuhi keinginannya, itu karena terpaksa, sebab merasa malu anaknya menjerit-jerit atau marah di depan orang lain.
(Koran SI/Koran SI/tty)

Tidak ada komentar: